Chitosan berasal dari limbah udang atau cangkang udang yang biasanya
digunakan sebagai pakan ternak. Dahulu bahkan hingga saat ini masih ada
yang memanfaatkan limbah udang ini menjadi pakan ternak. Karena limbah ini jika
dibuang begitu saja dapat menimbulkan bau yang amat sangat tidak enak. Oleh
karena itu, biasanya limbah udang diolah menjadi pakan.
Chitosan merupakan turunan dari chitin yang dideasetilasi dapat larut dalam
larutan asam seperti asam asetat atau asam format. Isolasi secara tradisional
chitin dari limbah udang melewati tiga tahapan yaitu demineralisasi,
deproteinase dan dekolorisasi. Tiga tahapan tersebut merupakan standard
prosedur oada pembuatan chitosan. Aplikasi chitosansudah dilakukan di berbagai
bidang, mulai dari manajemen limbah, pembuatan makanan, obat-obatan dan
bioteknologi. Dan chitosan juga dapat diaplikasikan pada industri farmasi dan
kosmetika karena sifat biodegradabilitas dan biocompabilitas serta kemampuan
toksik atau racun rendah
Proses pembuatan chitosan biasanya melalui beberapa tahapan yakni
pengeringan bahan baku mentah chitosan (ranjungan), pengilingan, penyaringan,
deproteinasi, pencucian dan penyaringan, deminarisasi (penghilangan mineral
Ca), pencucian, deasilitilisasi, pengeringan dan akhirnya terbentuklah produk
akhir berupa chitosan.
Pada tahap persiapan, limbah kulit udang dicuci dengan air lalu dikeringkan
di dalam oven dengan temperatur 65oC selama 4 jam. Setelah kering,
kulit udang dihancurkan di dalam grinder dan diayak untuk mendapatkan bubuk
dengan ukuran mesh 50. Kulit udang yang ukurannya melebihi mesh 50 akan
dimasukkan kembali ke dalam grinder.
Tahap Demineralisasi. Serbuk hasil gilingan kulit udang bersih yang
diperoleh diperlakukan dengan HCl 1 N; 1: 5 (w/v), lalu diaduk selama 3-4 jam
pada suhu 65oC untuk menghilangkan mineral-mineral. Kemudian
dilakukan penyaringan dan pencucian sampai netral lalu dikeringkan dalam oven
pada suhu 65oC.
Tahapan Deproteinasi. Selanjutnya dilakukan deproteinasi dengan 3,5 % NaOH;
1 : 10 (w/v) selama 4 – 5 jam pada suhu 65oC sambil diaduk. Lalu
disaring dan dicuci dengan air sampai netral.
Tahapan Depigmentasi. Residu yang diperoleh diekstraksi dengan menggunakan
aseton untuk menghilangkan zat warna (pigmen). Kemudian dicuci kembali
dengan air sampai netral. Residu yang berupa kitin dikeringkan dalam oven pada
suhu 65-70oC.
Tahapan Deasetilasi. Kitin yang diperoleh dari hasil isolasi tersebut
direfluks (deasetilasi) dengan 50 % NaOH; 1 : 10 (w/v) sambil diaduk pada suhu
100oC selama 4 jam. Lalu didinginkan dan dicuci dengan air sampai
netral. Residu adalah kitin yang terdeasetilasi sebagian atau seluruhnya. Lalu
dikeringkan dalam oven pada suhu 65-70oC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar